Jual Ginjal demi iPhone 8 Tahun Lalu, Pria Ini Kini Hidup Bergantung Mesin

xiao-wang.jpg

Seorang pria di Tiongkok, diketahui pernah menjual satu ginjalnya hanya untuk iPhone 4 karena tidak memiliki uang pada 2011.


Seusai operasi Xiao Wang diberitahu bahwa hidupnya akan normal dengan hanya memiliki satu ginjal saja.

Namun delapan tahun kemudian, saat Wang berusia 24 tahun, dia mengalami cacat permanen dan hidupnya bergantung pada alat
Pada 2011, iPhone 4 menjadi smartphone andalan dari Apple yang menjadi simbol dari status sosial di sekolah Wang di Chengzhou, Tiongkok.

Namun karena Wang berasal dari keluarga yang tidak mampu, maka dia tidak mempunyai uang untuk membeli ponsel yang sedang menjadi tren di sekolahnya tersebut.

Seusai operasi tidak ada tanda-tanda yang mencurigakan dalam tubuh Wang.

Namun komplikasi kesehatan muncul setelah tersebut.


Infeksi menyebar ke ginjalnya yang tersisa, dan pada saat keluarganya membawanya ke rumah sakit yang tepat untuk dilakukan pemeriksaan perawatan, ternyata kerusakan ginjalnya sangat parah.

Sejak saat itu, Xiao Wang telah menghabiskan sebagian besar hidupnya di tempat tidur dan bergantung pada mesin dialisis yang membuatnya tetap hidup.

Setelah mendengar cerita Wang tentang bagaimana dia menjual ginjalnya di pasar gelap untuk membeli iPhone 4, orang tuanya melacak dan menggugat perantara dan dokter yang melakukan operasi.

Mereka akhirnya menerima kompensasi yang cukup besar sebesar 2,2 juta yuan ($ 320.000) yang sebagian besar telah dihabiskan untuk perawatan dan obat-obatan mahal berusia 24 tahun itu.

Siapa yang tak menyukai produk buatan perusahaan Apple?

Setiap seri terbaru yang dirilis selalu dinantikan banyak orang di berbagai negara.

Termasuk saat peluncuran iPhone 6 tahun 2015 lalu ada kisah yang bikin sedikit nyesek.


Dilansir dari says.com, pada 2015 lalu seorang pria Vietnam bernama Pham Van Thoai berniat membelikan sebuah iPhone 6 untuk pacarnya.


Namun, saat Pham ingin membawanya ternyata ia harus membayar biaya tambahan sekitar $1.500 atau setara dengan 18.3 juta rupiah sebagai biaya garansinya.

Apa mau dikata, Pham yang tak lancar berbahasa Inggris itu sudah terlanjur menandatangani perjanjian yang diberikan oleh pihak toko.

Dengan gajinya yang hanya $200 atau sekitar 2.7 juta rupiah sebulan, 18.3 juta rupiah merupakan angka yang cukup tinggi.

Akan tetapi, jika ia tak membayar uang garansi tersebut maka pihak toko hanya akan mengembalikan $600 padanya, angka yang jauh di bawah harga belinya.

Kasus itu kemudian dibawa ke Asosiasi Konsumen Singapura (Case) yang sayangnya tak berpihak pada Pham.


Namun karena Pham harus segera pulang, maka ia terima saja pengembalian yang hanya sedikit tersebut.

Selain itu, Case mengungkapkan bahwa sebelum Pham telah ada 14 laporan keluhan terhadap Mobile Air.



Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.