Tinggal Sendirian di Rumah Kumuh Penuh Sampah, Bocah 12 Tahun Ini Harus Mandi di Toilet Stasiun

Tinggal Sendirian di Rumah Kumuh Penuh Sampah, Bocah 12 Tahun Ini Harus Mandi di Toilet Stasiun

Seorang bocah 12 tahun tinggal sendiri di rumah kumuh penuh sampah yang tak terdapat aliran listrik

Tak hanya tinggal di rumah yang kumuh penuh sampah dan tanpa aliran listri, bocah 12 tahun ini bahkan harus mandi di toilet stasiun.

Padahal bocah 12 tahun yang tinggal sendiri di rumah kumuh penuh sampah itu masih memiliki kedua orang tua

Baru-baru ini, publik dibuat terharu dengan kisah bocah berumur 12 tahun yang bertahan hidup sendirian tanpa kedua orang tuanya.

Karena kondisi hidupnya yang kekurangan itu, ia bahkan harus rela berhenti sekolah.

Bahkan, bocah 12 tahun itu bekerja untuk bisa bertahan hidup di rumahnya yang kumuh penuh sampah.

Ia bekerja menjadi tukang sapu dan mencuci pakaian kotor milik tetangga di sekitarnya.

Jika takut tinggal sendiri di rumahnya, bocah 12 tahun bernama Mohammad Firdaus ini menginap di rumah temannya

Mohd Firdaus Abdullah sudah tinggal sendiri di rumah kontrakannya di Jalan Intan, Kampung Dato 'Áhmad Said, Manjoi, Malaysia

Seperti dilansir Grid.ID dari portal berita setempat, tepatnya laman sinarharian.com.my, kisah Mohd yang menyedihkan itu dibagikan.

Mohd Firdaus telah berhenti sekolah sejak Oktober 2018 lalu dan hidup sendirian setelah ibunya ditangkap pihak berwajib.

Kedua orang tuanya telah lama bercerai, dan setelah sang ibu menikah lagi, ayah tiri Mohd Firdaus meninggalkan mereka 5 tahun lalu

Ayah kandungnya kini berada jauh di Negeri Sembilan.

Sedangkan, ibu Mohd Firdaus ditangkap Badan Anti Narkoba Nasional lantaran terlibat kasus narkotika pada awal bulan April ini

"Aku anak tunggal, dulu aku hanya tinggal dengan ibuku, tetapi dua minggu lalu ada teman memberitahu bahwa ibuku ditangkap karena narkoba," ucap Mohd Firdaus

"Aku juga tak sempat bertemu ibuku, tahu0tahu rumahku sudah kosong tak ada orang," imbuhnya.

Mohd Firdaus juga mengaku jika takut tinggal sendiri, ia menginap di rumah temannya yang bernama Syafik

"Keluarga Syafik baik, kebetulan ibunya dan ibuku berteman baik, kalau mereka pulang kampung aku kembali ke rumahku," ujarnya.

Namun, aliran listrik di rumah kontrakan yang selama ini ditinggali Mohd Firdaus dan ibunya telah terputus sejak dua tahun lalu.

Bahkan, Firdaus dan ibunya harus rela mandi di toilet stasiun.

"Memang seperti inilah kehidupan kami, setelah putus sekolah, aku menjadi tukang sapu daun kering dan bakar sampah di rumah orang dan mendapat upah 3-5 RM (Rp 10-17 ribu'), sedangkan ibuku menjadi tukang cuci di rumah warga untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari," terangnya

Selama 2 minggu tinggal di rumah sendiri, saudara bapaknya kerap membantu menghantarkan makanan.

"Saya tidak mau menyusahkan orang lain. Bohong kalau aku bilang tidak sedih atau tidak takut sendiri di rumah, tapi mau bagaimana lagi," kata Mohd Firdaus.

Kisah Mohd Firdaus ini pertama kali dibagikan oleh pemilik akun Facebook @Tok Anjang

Tok Anjang atau yang bernama asli Amiruddin (58) merupakan ketua asosiasi perlindungan anak Stand Ipoh.

Amiruddin Mohd Daud yang lebih dikenal dengan sebutan Tok Anjang mendapat kabar dari saudara Mohd Firdaus untuk menjaganya sementara setelah adanya insiden pencurian di rumah tersebut.

Akhirnya, Tok Anjang membawa Mohd Firdaus tempat pelrindungan bernamaRumah Bigbro yang baru beroperasi selama 6 bulan ini.

Amiruddin juga mengatakan bahwa keadaan Mohd Firdaus sudah dilaporkan kepada Departemen Kesejahteraan Sosial, Perak.

Kabarnya, Mohd Firdaus kini sudah ditempatkan di rumah perlindungan Darul Salam, Kg Melayu.


Bahkan bocah 12 tahun tersebut telah resmi menjadi anak adopsi IPOH BigBro yang dibagikannya lewat Facebook berikut ini


                                  


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.